Selasa, 13 April 2010

MUSPIMDA (PMII)

A. PENDAHULUAN

Globalisasi pasar bebas adalah medan “pertempuran” terbuka bangsa-bangsa. Pertempuran itu terjadi di berbagai bidang sumberdaya, baik modal, pengetahuan, kebudayaan, dengan melalui perdagangan, bantuan asing, pendidikan maupun teknologi informasi. Globalisasi yang mengusung ideologi neoliberalisme tersebut sangat berdampak bagi nasib bangsa Indonesia, berupa pergeseran tata nilai, ideologi dan budaya. Globalisasi bisa menjadi penjajahan gaya baru. Di Indonesia sudah berlaku pasar bebas Asia Tenggara dan China (ACFTA) tahun 2010 ini sudah membuat risau para produsen tekstil dalam negeri dan para buruh.

Peta dunia memang sudah berubah sejak runtuhnya tembok Berlin 1989 dan runtuhnya Uni Soviet tahun 1990. Sejak itu dunia mengalami era baru dengan hegemoni tunggal AS dan sekutunya. Tidak lama kemudian terjadi krisis ekonomi Asia tahun 1997 yang juga mengakibatkan runtuhnya Soeharto di Indonesia pada 1998. Ketegangan ekonomi juga diimbangi dengan ketegangan politik berupa menguatnya aliansi blok-blok negara, yaitu menguatnya UKUSA yaitu White Anglo Saxon-Protestan atau blok Pax Americana yaitu AS, Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru (terakhir ini kemudian mendekat pada Uni Eropa). Tahun 1996 digagas pendirian Uni Eropa (Pax Romana) yaitu Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Swiss, Spanyol, yang pada tahun 2000 mempunyai mata uang tunggal Uero.

Kemudian berdiri pula SCO (Shanghai Coorporation Organitation) yang dipelopori China yang melibatkan Rusia, Uzbekistan, Kirgistan, India, Iran, Pakistan, Mongolia (empat negara terakhir sebagai peninjau). Sedangkan bangsa-bangsa ultra-nasionalis di kawasan Amerika Latin seperti Venezuele, Argentina, Bolivia, Brazilia dan Chile juga mulai merapatkan barisan. Negara-negara di Afrika mulai membangun Komunitas Afrika (Uni Afrika) di bawah pelopor Moammar Kadafi (Libya). Sementara Negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) akan menggagas Uni Asean pada tahun 2015.

Tanda ketegangan ekonomi dunia bergeser ke politik ditandai pertemuan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Presiden China Hu Jintao, dan para pemimpin negara-negara SCO lainnya di Yekaterinburg, Rusia, pertengahan Juni 2009. Salah satu agenda utamanya membahas penggantian dollar AS sebagai mata uang cadangan devisa (reserve currency) dunia. Mengingat strategisnya dollar AS bagi eksistensi imperium AS, manuver ini ibaratnya “kudeta” dipercepat terhadap hegemoni AS oleh kekuatan-kekuatan ekonomi global yang baru.

Ekonom Michael Hudson dalam tulisan di Global Research menyebut pertemuan ini sebagai “pertemuan terpenting abad ke-21, sejauh ini”. Sejumlah ekonom lain melihat pertemuan itu sebagai pertanda awal tamatnya hegemoni dollar AS sebagai reserve currency dan berakhirnya imperium Amerika. Selain China dan Rusia, anggota SCO lainnya adalah empat negara bekas Uni Soviet: Kazakhtan, Tajikistan, Kirgistan, dan Uzbekistan. Empat negara lain juga hadir sebagai penga-mat, yaitu Iran, India, Pakistan, dan Mongolia.

Dalam perkembangan berikutnya, isu yang muncul tidak sebatas perdagangan, tetapi juga stabilitas kawasan. Singapura dan Filipina kawan strategis AS. Vietnam, Laos dan Myanmar kawan dekat China. Malaysia dan Brunei kawan dekat Inggris. Thailand masih menata politik dalam negeri. Isu nuklir sebagai energi alternatif pengganti minyak semakin kencang. Ideologi nasionalisme dan nation-state dipudarkan seiring menguatnya ekonomi pasar bebas dan ideologi humanisme universal.

Dampak ketegangan ekonomi-politik dunia sangat terasa sampai di Indonesia. Walau tidak dikhotomik, ideologi neoliberalisme (ekonomi pasar bebas) dan sosdem (ekonomi kerakyatan) yang menjadi bunyi-bunyian dalam Pilpres 2009 semakin bersaing untuk menancapkan pengaruhnya. Pilpres 2009 menghasilkan presiden pro AS (neolib) sehingga pengaruh AS semakin kuat. Nalar neolib terasa lebih dominan. Pemilu 2009 juga sangat transaksional. Isu ekonomi, pangan, energi, pertahanan, keamanan kawasan, kekayaan alam dan perbatasan akan semakin ramai. China dan Uni Eropa akan menambah pengaruhnya di Indonesia. Sengketa perairan Ambalat antara Indonesia dan Malaysia menjadi bagian dari konflik kepentingan ekonomi dunia.

Situasi geo strategi global tersebut sebenarnya memungkinkan Indonesia untuk tampil menjadi kekuatan besar ketika Indonesia mempunyai visi yang jelas tentang politik luar negerinya. Seperti halnya China yang konsisten membangun dari 1979 sampai 2009 sekarang ini mereka terlihat mulai menjadi negara raksasa dunia. Sejarah bangsa China dari 1840-an sampai 1940-an itu yang mereka sebut dengan abad dipermalukan ketika mereka diperlakukan secara tidak adil oleh kekuatan besar. Macao diambil Portugal, Hongkong diambil Inggris, dan mendapatkan perlakuan kejam dari Jepang. Mulailah dari 1989-2050 mereka mau ubah itu menjadi abad kemenangan. Dan, sudah mulai kelihatan saat ini. Itu yang kita perlu renungkan setelah kita menghabiskan waktu dan energi dalam kurang lebih 60 tahun Indonesia merdeka. Maka konsolidasi kekuatan dalam negeri di segala bidang mestinya dilakukan oleh segenap anak negeri untuk menjaga eksistensinya agar tidak punah. Dalam kondisi demikian, pertaruhan kita adalah daya tahan kita (survival) sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Bagaimana PMII menghadapi “perang terbuka” kompetisi global? Apa yang sudah disiapkan oleh PMII agar kader-kadernya mampu berbuat banyak dalam era pasar bebas ini? Dalam menghadapi “pertempuran” tersebut, yang perlu disiapkan adalah bekal yang cukup sehingga kita semakin percaya diri dalam memasuki gelanggang “pertempuran”. Kalau bekal kita maish kurang, maka akan susah untuk bisa menang, kecuali ada keajaiban. Bekal di sini mencakup banyak hal, seperti pengetahuan, modal, skill, ketrampilan, jaringan, dll. Bekal tersebut diakumulasi dengan membangun basis di pangkalan gerakan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing kader.

Untuk bisa punya bekal yang cukup dan mampu membangun basis pangkalan gerakan yang memadai, maka niscaya adanya kedisiplinan diri bagi tiap kader dalam segala hal, dari disiplin mengatur waktu, studi, menjalankan tugas organisasi maupun pengembangan kapasitas diri sesuai dengan bakat-minatnyua. Ketika semua kader PMII sudah mampu membangun disiplin diri maka tinggal diatur bagaimana formasi gerakannya agar bermanfaat untuk kepentingan bersaa. Dengan demikian, bukan mustahil PMII akan memenangkan “pertempuran” (pelajaran berharga dari perang Badar, perang Uhud dan perang-perang lainnya). Kaderisasi PMII diharapkan bisa membuat kader percaya diri menghadapi tantangan zaman. Percaya diri membuat kader PMII berani menghadapi globalisasi yang meniscayakan persaingan sumberdaya. Siapa yang bagus kualitasnya akan survive, siapa yang kurang bagus kualitasnya akan tergilas. Orang yang tidak punya kemampuan akan tidak percaya diri dan itu tanda-tanda akan tergilas.

Secara sederhana, standar keberhasilan kader PMII adalah mana kala dia percaya diri dengan kemampuannya. Al-I’timad ala an-Nafs Asasun Najah; Percaya Diri adalah Kunci Kesuksesan/Keberhasilan/Kemenangan). Demikian bunyi maqolah Arab yang popular di kalangan pesantren. Keberhasilan, kesuksesan dan kemenangan akan diraih selama kita masih percaya diri. Percaya diri dalam apa saja, baik atas akidah kita, amaliah kita, ilmu kita, jati diri kita, SDM kita, identitas kultural kita, keterampilan kita, skill kita, kemampuan manajerial kita, kemampuan lobi atau komunikasi kita, kemandirian kita, dan lain seterusnya. Pertanyaannya, dengan mengikuti organisasi PMII bisa membuat kita semakin percaya diri atau tidak? Semakin terampil atau tidak? Semakin berani dalam bersaing dengan orang lain atau tidak? Kalau ternyata kecenderungannya lebih banyak negatif, banyak kader yang keluar dari PMII karena tidak bertambah ilmu, mental atau keterampilannya, maka berarti kaderisasi perlu ditingkatkan. Dalam kaitan itu pula, kita harus membangun gerakan kolektif agar bias survive bersama-sama (survival collective) dengan mengokohkan ikatan batin dan cita-cita kolektif kebangsaan. Dengan bekal yang cukup, disiplin, percaya diri dan kolektivitas akan membuat kita bias survive. Maka meniscayakan pembagian peran dan kerja sama dalam mewujudkan cita-cita.

Dalam konteks medan pertempuran era globalisasi, musuh kita adalah anak-anak muda bangsa lain yang sekarang ini juga sedang belajar di negara lain yang mungkin lebih maju dari sisi fasilitas. Juga lawan yang berupa serbuan arus tenaga kerja dan system ekonomi yang saat ini arusnya sangat terasa dari negara-negara luar yang lebih maju masuk ke dalam negeri kita. Kita yang sekarang berusia 20 tahun, dan hal yang juga sama dengan anak muda luar negeri yang sekarang juga berumur 20 tahun. Kita sekarang sedang melakukan apa dan mereka di sana sedang melakukan apa. Merekalah para kompetitor kita yang sesungguhnya dalam kehidupan global.

Pada hakikatnya, PMII menjunjung tinggi ukhuwah basyariah, persaudaraan sesama umat manusia dan harus bisa bergaul dengan siapa saja atas dasar prinsip kemanusiaan (saling menghormati, saling menghargai dan saling tolong-menolong). Tetapi ketika terjadi kekerasan, diskriminasi, penjajahan, penjarahan, praktek pasar bebas yang tidak adil, maupun peperangan fisik yang menimbulkan banyak korban, maka PMII tidak tinggal diam. PMII akan marah ketika melihat hak-hak rakyat dan kedaulatan bangsa diinjak-injak serta kekayaan negara dijarah oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Oleh karena itu, PMII harus mampu mensinergikan kaderisasi, karya dan jaringan. Dan itu akan terwujud kalau standar performance dan kedisiplinan sudah dijalankan dengan baik oleh kader PMII. Tugas PMII adalah menciptakan pra kondisi agar kader PMII mampu menentukan pilihannya ketika aktif di PMII dan pasca-PMII. Dan pelatihannya juga bisa permanen yang mengarah pada penguatan skill kader.

Dalam kaitan itulah, PKC PMII Jawa Tengah bermaksud menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional dan Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIMDA) PKC PMII Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan peran PMII dalam pembangunan bangsa yang lebih sejahtera dan demokratis.

B. NAMA DAN TEMA KEGIATAN

Kegiatan ini bernama Seminar Nasional dan Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIMDA) PMII se-Jawa Tengah, dengan tema: “50 Tahun PMII Emas: Mengokohkan Ikatan Batin dan Visi Kolektif Warga Pergerakan untuk Kejayaan Bangsa di Era Globalisasi”.

C. BENTUK KEGIATAN

Bentuk kegiatan acara ini adalah:

1. Seminar Nasional

2. Sidang-sidang Muspimda (Musyawarah Pimpinan Daerah)

D. TUJUAN

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran PMII dalam membangun sumberdaya pemuda agar siap bersaing dalam kompetisi global. Secara rinci kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Mengokohkan ikatan batin dan visi kolektif kader pergerakan

2. Meneguhkan prestasi generasi muda untuk kejayaan bangsa

3. Memperkokoh pengetahuan dan perspektif gerakan

4. Evaluasi dan proyeksi masa depan PMII Jawa Tengah

E. PESERTA

Peserta kegiatan ini dengan rincian sebagai berikut:

1. Peserta seminar nasional adalah kader PMII dan tamu undangan berjumlah 300 orang, dengan rincian

a. Perwakilan Pengurus Besar (PB) PMII di Jakarta

b. Pengurus Koordinator Cabang di Jawa Tengah

c. Pengurus Cabang (PC) se-Jawa Tengah

d. Anggota dan Kader PMII se-Jawa Tengah

e. Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII

f. Tamu undangan

2. Peserta Muspimda adalah PKC PMII Jawa Tengah dan delegasi Pengurus Cabang (PC) PMII se Jawa Tengah, dengan rincian sebagai berikut:

a. PKC PMII Jawa Tengah berjumlah 41 orang

b. PC PMII se-Jawa Tengah berjumlah 110 orang dengan rincian

1. 5 orang PC PMII Kota Semarang

2. 5 orang PC PMII Salatiga

3. 5 orang PC PMII Jepara

4. 5 orang PC PMII Kudus

5. 5 orang PC PMII Grobogan

6. 5 orang PC PMII Demak

7. 5 orang PC PMII Blora

8. 5 orang PC PMII Pati

9. 5 orang PC PMII Pekalongan

10. 5 orang PC PMII Tegal

11. 5 orang PC PMII Kota Tegal

12. 5 orang PC PMII Brebes

13. 5 orang PC PMII Purwokerto

14. 5 orang PC PMII Cilacap

15. 5 orang PC PMII Kebumen

16. 5 orang PC PMII Purworejo

17. 5 orang PC PMII Wonosobo

18. 5 orang PC PMII Temanggung

19. 5 orang PC PMII Magelang

20. 5 orang PC PMII Kota Magelang

21. 5 orang PC PMII Sukoharjo

22. 5 orang PC PMII Solo

F. WAKTU DAN TEMPAT

1. Seminar Nasional

Kegiatan ini dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2010

Waktu : 14.00-17.00 WIB

Tempat : Hotel Ardi Kencana, Baturraden

2. Musyawarah Pimpinan Daerah

Kegiatan ini dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Sabtu-Ahad, 24-25 April 2010

Tempat : Hotel Ardi Kencana, Baturraden

G. NARASUMBER SEMINAR

Dalam kegiatan Seminar Nasional yang bertema: “50 Tahun PMII Emas: Mengokohkan Ikatan Batin dan Visi Kolektif Warga Pergerakan untuk Kejayaan Bangsa di Era Globalisasi” ini menghadirkan Narasumber

1. Prof. Dr. Achmad Mubarok (Mubarok Institute & Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat)

Perspektif Politik Kebangsaan (Etos gerakan Nahdlatul Wathon)

2. H. Ahmad Tohari (Budayawan)

Perspektif Pengetahuan (Etos gerakan Tashwirul Afkar)

3. M. Rodli Kaelani (Ketua Umum PB PMII)

Perspektif Gerak Modal (Etos gerakan Nahdlatut Tujjar)

H. PENDANAAN

Anggaran kegiatan ini sebanyak Rp. 87.020.000,- ( Delapan puluh tujuh juta dua puluh ribu rupiah). Adapun dana tersebut kami dapatkan dari:

1. Iuran Anggota setiap cabang

2. Kas PMII Jawa Tengah

3. Sumbangan Perorangan dan Lembaga (Swasta dan Pemerintah)

4. Sumber lain yang tidak mengikat

J. KESINAMBUNGAN

Acara ini berkesinambungan dengan evaluasi PKC PMII Jawa Tengah tahun 2009 dan merancang garais-garis besar kegiatan PMII Jawa Tengah tahun 2010.

K. PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini disusun sebagai bahan acuan bagi segenap stakeholder dan pihak-pihak terkait dengan acara ini. Hal-hal yang belum diatur dalam proposal ini akan ditentukan kemudian.

Semoga kegiatan ini bermanfaat dan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sesuatu apapun. Amin.

Wallahul Muwaffiq Illa Aqwamit Thariq


Purwokerto, 1 April 2010

PANITIA SEMINAR NASIONAL DAN MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH (MUSPIMDA)

SALAPUDIN MUHSIN Ketua Sekretaris

Mengetahui,

PENGURUS CABANG PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA PURWOKERTO

TURHAMUN Ketua Umum

Menyetujui,

MAJELIS PEMBINA CABANG PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA PURWOKERTO

Dr. A. LUTHFI HAMIDI, M.Ag. Ketua STAIN Purwokerto


Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL DAN MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH (MUSPIMDA)

Penanggungjawab : Turhamun (Ketua Umum PC PMII Puwokerto)

Ketua : Salapudin

Sekretaris : Muhsin

Bendahara : Diah Purwita Sari

Seksi-seksi

A. Acara

1. Elina Dian Karmila

2. Lukman Hakim

3. Vandi Romadhon

B. Kesekretariatan

1. Suryadi

2. Bagus

3. Ajib Nurcandra

C. Seksi Konsumsi

1. Nidaurrohman

2. Ida Mukimah

3. Sumi Salsah

4. Mufid

D. Seksi Humas/Transportasi

1. Aan Priyadi

2. Mukhamad Aqil Muzakki

3. Julian

4. Atik Ramadhan

E. Seksi Pendanaan

1. Mugi Prastia

2. Amin Setiawan

3. Heri Kurniawan

4. Haris Miftahurrahman

5. Dedi Kurniadi

6. Mahrus Subhi

7. Dodi Rohmana

8. Amri Yahya

9. Ibnu farobi

10. Saiful Anwar

F. Seksi Konsumsi

1. Hidayaturrochman

2. Muhammad Al-Kafi

3. Sodikin

G. Seksi Perlengkapan

1. Muhammad Adnan Assegaf

2. Fauzi Kurniawan

3. Abdurrahman

4. Muhammad Baedowi

H. Seksi Pubdekdok

1. Fakih Hamdani

2. Khairul Anam

3. Umi Nurrohmawati

4. Agus Riyanto

I. Seksi P2

1. Siti Nurmahyati

2. Marganingrum Sri Rejeki

3. Syaefudin

4. Saekhur Rohman

5. Fadilatul Musyarofah

6. Wasis Sugiono

J. Seksi Keamanan

1. lalu Mairsan

2. Faisol

3. Umarudin

4. Oki Hardian

5. Lukman Hakim

Lampiran 2

MANUAL ACARA SEMINAR NASIONAL DAN MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH (MUSPIMDA)

SABTU, 24 APRIL 2010

NO

WAKTU

ACARA

KETERANGAN

1.

08.00 – 12.00

Registrasi peserta

(NB: peserta dimohon hadir tepat waktu. Bagi yang dari daerah jauh, bisa berangkat lebih awal)

-

2.

12.00 – 13.00

Ishoma

-

3.

13.00 – 15.00

Acara Pembukaan

1. Pembukaan

2. Membaca al-Qur’an dan Shalawat Badar

3. Lagu Indonesia Raya dan Mars PMII

4. Prakata panitia

5. Sambutan-sambutan

a. Ketua Umum PKC PMII Jawa Tengah

b. Ketua Umum PB PMII

c. Ketua Mabinda PKC PMII Jawa Tengah

d. Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo

dan Membuka Acara

8. Do’a dan Penutup

-

4.

15.00 – 17.00

Seminar Nasional, dengan tema: “50 Tahun PMII Emas: Mengokohkan Ikatan Batin dan Visi Kolektif Warga Pergerakan untuk Kejayaan Bangsa di Era Globalisasi”.

Dengan sub pembahasan sebagai berikut:

1. Perspektif Politik Kebangsaan (Etos gerakan Nahdlatul Wathon) oleh Prof. Dr. Achmad Mubarok (Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat)

2. Perspektif Pengetahuan (Etos gerakan Tashwirul Afkar) oleh Drs. Ahmad Tohari (Budayawan)

3. Perspektif Gerak Modal (Etos gerakan Nahdlatut Tujjar) oleh M. Rodli Kaelani (Ketua Umum PB PMII)

SC

5.

17.00 – 19.00

Ishoma

-

6.

19.00 – 21.00

Sidang Pleno I:

Pembacaan Tata Tertib Muspimda

SC

7.

21.00 – 24.00

Sidang pleno II:

a. Progress report PKC PMII Jawa Tengah

b. Progress report PC PMII Se Jawa Tengah

8.

24.00 – 04.30

Istirahat

-

AHAD, 25 APRIL 2010

NO

WAKTU

ACARA

KETERANGAN

1.

04.30 – 06.00

Sholat subuh

-

2.

06.00 – 08.00

Mandi dan makan pagi

-

3.

08.00 – 12.00

Sidang-sidang komisi

Komisi A : Strategi Pengembangan Internal

Organisasi dan Kaderisasi

Komisi B : Strategi Gerakan Eksternal Organisasi,

Hubungan Pemerintah, OKP, Ormas,

Kampus, Media Informasi, Advokasi

HAM dan Lingkungan Hidup

Komisi C : Strategi Pengembangan Pemikiran

Keislaman, Gerakan Dakwah dan

Hubungan Lintas Etnis dan Agama

Komisi D : Strategi Gerakan KOPRI

Komisi E : Poin-poin Pikiran dan Rekomendasi

Didampingi SC

4.

12.00 – 13.00

Ishoma

-

5.

13.00 – 17.00

Sidang pleno III:

Pembacaan dan Penetapan Hasil Sidang Komisi

SC

6.

17.00 – 20.00

Ishoma

7.

20.00 - 23.00

Pentas Seni Dan Penutupan

Panitia